Kamis, 17 Juli 2014

KEP.100/MEN/VI/2004 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI
TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN
MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

NOMOR : KEP.100/MEN/VI/2004
TENTANG
KETENTUAN PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA



Menimbang :     a. bahwa sebagai pelaksanaan Pasal 59 ayat (8) Undang- undang Nomor 13 tentang Ketenagakerjaan, perlu diatur mengenai perjanjian kerja waktu tertentu;
b. bahwa untuk itu perlu ditetapkan dengan Keputusan
Menteri.

Mengingat :       1. Undang-undang    Nomor    3    Tahun    1951    tentang Pernyataan                   Berlakunya  Undang-undang  Pengawasan Perburuhan Tahun  1948  Nomor  23  dari  Republik Indonesia untuk Seluruh Indonesia (Lembaran Negara Tahun 1951 Nomor 4 ).

2. Undang-undang   Nomor   22   Tahun   1999   tentang Pemerintah                    Daerah    (Lembaran    Negara    Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3839);

3. Undang-undang  Nomor  13  tentang  Ketenagakerjaan
(Lembaran  Negara  Republik  Indonesia  Tahun  2003
Nomor   39,   Tambahan   Lembaran   Negara   Republik
Indonesia Nomor 4279);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952);

5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 228/M tahun 2001 tentang Pembentukan Kabinet Gotong Royong.







Memperhatikan
:

1. Pokok-pokok  Pikiran  Sekretariat  Lembaga  Kerjasama
Tripartit Nasional tanggal 6 April 2004;
2. Kesepakatan Rapat Pleno Lembaga Kerjasama Tripartit
Nasional tanggal 19 Mei 2004;





MEMUTUSKAN :


Menetapkan :

KEPUTUSAN     MENTERI TRANSMIGRASI
REPUBLIK      INDONESIA

TENAGA     KERJA     DAN

TENTANG      KETENTUAN
PELAKSANAAN      PERJANJIAN      KERJA      WAKTU
TERTENTU.


BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Keputusan Menteri ini yang dimaksud dengan :
1.  Perjanjian  Kerja  Waktu  Tertentu  yang  selanjutnya  disebut  PKWT adalah  perjanjian  kerja  antara  pekerja/buruh  dengan  pengusaha untuk mengadakan hubungan kerja dalam waktu tertentu atau untuk pekerja tertentu.
2.  Perjanjian  Kerja  Waktu  Tidak  Tertentu  yang  selanjutnya  disebut
PKWTT   adalah   perjanjian   kerja   antara   pekerja/buruh   dengan pengusaha untuk mengadakan hubungan kerja yang bersifat tetap
3.  Pengusaha adalah :
a.  Orang   perseorangan,   persekutuan,   ata badan   hukum   yang menjalankan suatu perusahaan milik sendiri;
b. Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang secara
berdiri sendiri menjalankan perusahaan bukan miliknya;
c.  Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang berada di Indonesia mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a dan b yang berkedudukan di luar wilayah Indonesia.
4.  Perusahaan adalah:
a.  setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang perseorangan, milik persekutuan, atau milik badan hukum, baik
milik swasta maupun milik negara yang mempekerjakan pekerja/buruh dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain;
b. usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus dan  mempekerjakan  orang  lain  dengan  membayar  upah  atau
imbalan dalam bentuk lain.




5.  Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain.

Pasal 2
(1) Syarat kerja yang diperjanjikan dalam PKWT, tidak boleh lebih rendah daripada               ketentua dalam   peraturan   perundang-undangan   yang berlaku.
(2) Menteri  dapat  menetapkan  ketentuan  PKWT  khusus  untuk  sektor usaha dan atau pekerjaan tertentu.

BAB II
PKWT UNTUK PEKERJAAN YANG SEKALI SELESAI ATAU SEMENTARA SIFATNYA YANG PENYELESAIANNYA
PALING LAMA 3 (TIGA) TAHUN

Pasal 3
(1)    PKWT untuk pekerjaan yang sekali selesai atau sementara sifatnya adalah PKWT yang didasarkan atas selesainya pekerjaan tertentu.
(2)    PKWT sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dibuat untuk paling lama 3 (tiga) tahun.
(3)    Dalam  hal  pekerjaan  tertentu  yang  diperjanjikan  dalam  PKWT sebagaimana  dimaksud  dalam  ayat  (1)  dapat  diselesaikan  lebih cepat  dari  yang  diperjanjikan  maka  PKWT  tersebut  putus  demi hukum pada saaat selesainya pekerjaan.
(4)    Dalam PKWT yang didasarkan atas selesainya pekerjaan tertentu
harus dicantumkan batasan suatu pekerjaan dinyatakan selesai.
(5)    Dalam hal PKWT dibuat berdasarkan selesainya pekerjaan tertentu namun karena kondisi tertentu pekerjaan tersebut belum dapat diselesaikan, dapat dilakukan pembaharuan PKWT.
(6)    Pembaharuan  sebagaimana  dimaksud  dalam  ayat  (5)  dilakukan setelah melebihi masa tenggang waktu 30 (tiga puluh) hari setelah berakhirnya perjanjian kerja.
(7)    Selama tenggang waktu 30 (tiga puluh) hari sebagaimana dimaksud dalam ayat (6) tidak ada hubungan kerja antara pekerja/buruh dan
pengusaha.
(8)    Para pihak dapat mengatur lain dari ketentuan dalam ayat (5) dan ayat (6) yang dituangkan dalam perjanjian.

BAB III
PKWT UNTUK PEKERJAAN YANG BERSIFAT MUSIMAN

Pasal 4
(1)    Pekerjaan    yang    bersifat    musiman    adalah    pekerjaan    yang pelaksanaannya tergantung pada musim atau cuaca.
(2)    PKWT yang dilakukan untuk pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam




ayat (1) hanya dapat dilakukan untuk satu jenis pekerjaan pada musim tertentu.

Pasal 5
(1) Pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan untuk memenuhi pesanan atau target tertentu dapat dilakukan dengan PKWT sebagai pekerjaan musiman.
(2) PKWT yang dilakukan untuk pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hanya diberlakukan untuk pekerja/buruh yang melakukan pekerjaan tambahan.

Pasal 6
Pengusaha yang mempekerjaan pekerja/buruh berdasarkan PKWT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 harus membuat daftar nama pekerja/buruh yang melakukan pekerjaan tambahan.

Pasal 7
PKWT  sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4  dan  Pasal  5  tidak  dapat dilakukan pembaharuan.

BAB IV
PKWT UNTUK PEKERJAAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRODUK BARU

Pasal 8
(1) PKWT  dapat  dilakukan  dengan  pekerja/buruh  untuk  melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru, atau produk tambahan yang masih dalam percobaan atau penjajakan.
(2) PKWT sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hanya dapat dilakukan
untuk jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang untuk satu kali paling lama 1 (satu) tahun.
(3) PKWT sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak dapat dilakukan pembaharuan.

Pasal 9
PKWT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 hanya boleh diberlakukan bagi pekerja/buruh yang melakukan pekerjaan di luar kegiatan atau di luar pekerjaan yang biasa dilakukan perusahaan.

BAB V
PERJANJIAN KERJA HARIAN ATAU LEPAS

Pasal 10
(1) Untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu yang berubah-ubah dalam hal waktu dan volume pekerjaan serta upah didasarkan pada kehadiran,




dapat dilakukan dengan perjanjian kerja harian atau lepas.
(2) Perjanjian kerja harian lepas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dilakukan dengan ketentuan pekerja/buruh bekerja kurang dari 21 (dua puluh satu ) hari dalam 1 (satu)bulan.
(3) Dalam hal pekerja/buruh bekerja 21 (dua puluh satu) hari atau lebih
selama 3 (tiga) bulan berturut-turut atau lebih maka perjanjian kerja harian lepas berubah menjadi PKWTT.

Pasal 11
Perjanjian  kerja harian lepas yang memenuhi  ketentuan  sebagaimana dimaksud  dalam  Pasal  10  ayat  (1)  dan  ayat  (2)  dikecualikan  dari ketentuan jangka waktu PKWT pada umumnya.

Pasal 12
(1)   Pengusaha  yang  mempekerjakan  pekerja/buruh  pada  pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 wajib membuat perjanjian
kerja harian lepas secara tertulis dengan para pekerja/buruh.
(2)   Perjanjian kerja harian lepas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat           dibuat   berupa   daftar   pekerja/buruh   yang   melakukan pekerjaan           sebagaimana   dimaksud   dalam   Pasal   10   sekurang-
kurangnya memuat :
a.  nama/alamat perusahaan atau pemberi kerja. b. nama/alamat pekerja/buruh.
c.  jenis pekerjaan yang dilakukan.
d. besarnya upah dan/atau imbalan lainnya.
(3)   Daftar   pekerja/buru sebagaimana   dimaksud   dalam   ayat   (2) disampaikan kepada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan setempat selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak mempekerjakan pekerja/buruh.

BAB VI PENCATATAN PKWT

Pasal 13
PKWT wajib dicatatkan oleh pengusaha kepada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan kabupaten/kota setempat selambat- lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak penandatanganan.

Pasal 14
Untuk perjanjian kerja harian lepas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
10 maka yang dicatatkan adalah daftar pekerja/buruh sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2).

BAB VII
PERUBAHAN PKWT MENJADI PKWTT





Pasal 15
(1) PKWT  yang  tidak  dibuat  dalam  bahasa  Indonesia  dan  huruf  latin berubah menjadi PKWTT sejak adanya hubungan kerja.
(2) Dalam  hal  PKWT  dibuat  tidak  memenuhi  ketentuan  sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2), atau Pasal 5 ayat (2), maka PKWT
berubah menjadi PKWTT sejak adanya hubungan kerja.
(3) Dalam hal PKWT dilakukan untuk pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru menyimpang dari ketentuan Pasal 8 ayat (2) dan ayat (3), maka PKWT berubah menjadi PKWTT sejak dilakukan penyimpangan.
(4) Dalam hal pembaharuan PKWT tidak melalui masa tenggang waktu 30 (tiga puluh) hari setelah berakhirnya perpanjangan PKWT dan tidak
diperjanjikan lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, maka PKWT berubah menjadi PKWTT sejak tidak terpenuhinya syarat PKWT tersebut.
(5) Dalam   hal   pengusaha   mengakhiri   hubungan   kerja   terhadap
pekerja/buruh dengan hubungan kerja PKWT sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3) dan ayat (4), maka hak-hak pekerja/buruh dan prosedur penyelesaian dilakukan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan bagi PKWTT.

BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 16
Kesepakatan kerja waktu tertentu yang dibuat berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER-06/MEN/1985 tentang Perlindungan Pekerja  Harian  Lepas,  Peraturan  Menteri  Tenaga  Kerja  Nomor  PER-
02/MEN/1993 tentang Kesepakatan Kerja Waktu Tertentu dan Peraturan
Menteri Tenaga Kerja Nomor PER-05/MEN/1995 tentang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu pada Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi, masih tetap berlaku sampai dengan berakhirnya perjanjian kerja waktu tertentu.

BAB IX KETENTUAN PENUTUP

Pasal 17
Dengan ditetapkannya Keputusan Menteri ini, maka Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER-06/MEN/1985 tentang Perlindungan Pekerja Harian Lepas, Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER-02/MEN/1993 tentang Kesepakatan Kerja Waktu Tertentu dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER-05/MEN/1995 tentang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu pada Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi, dinyatakan tidak berlaku lagi.





Pasal 18
Keputusan Menteri ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 21 Juni 2004

1 komentar:

Entri Populer